Denmark Rekomendasikan Regional Energy Outlook di 4 Provinsi Indonesia

Denmark Rekomendasikan Regional Energy Outlook di 4 Provinsi Indonesia – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah menjalin kemitraan strategis dengan Pemerintah Denmark. Kerja sama ini penandaan dengan pemberian rekomendasi Denmark kepada Indonesia dalam bentuk Regional Energy Outlook pada empat provinsi, yaitu Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Riau.

“Denmark telah memberikan dukungan terhadap pengembangan Rencana Umum Energi Daerah (RUED) untuk empat provinsi,” kata Menteri ESDM, Arifin Tasrif, saat memberikan pernyataan pers Jakarta.

1. Pemerintah Denmark bantu analisa sistem tenaga listrik  empat wilayah

Arifin mengungkapkan, Pemerintah Denmark membantu menganalisa skenario yang paling cocok untuk empat wilayah yang terkait sistem tenaga listrik yang terjangkau. Tangguh dan ramah lingkungan, serta bagaimana energi alternatif khususnya peran EBT dalam menggantikan energi fosil.

“Tantangan kita adalah memanfaatkan potensi EBT dalam outlook dan mereduksi ketergantungan energi fosil,” tegas Arifin.

2. Rekomendasi yang memberikan Denmark, dapat ciptakan iklim industri dan mewujudkan harga EBT lebih murah

Kemitraan Kementerian ESDM dengan Pemerintahan Denmark menyambut hangat oleh Menteri Kerja Sama Pembangunan Denmark, Rasmus Prehn. Rekomendasi yang berikan oleh Denmark mengharapkan  dapat menciptakan iklim industri EBT yang lebih murah dan efisien.

“Selain bisa meningkatkan pemanfaatan EBT, rekomendasi ini mampu mewujudkan harga EBT yang lebih murah dan efisien dari teknologi yang terapkan,” ujar Rasmus.

3. Rekomendasi outlook RUED yang berikan oleh Denmark

Outlook Sulawesi Utara dan Gorontalo: Sulawesi Utara memiliki potensi pengembangan EBT, khususnya hydro, sedangkan Gorontalo berpotensi besar untuk mengembangkan solar. Apabila kedua provinsi ini berhasil mengembangkan energi hidro, energi surya dan menggunakan natural gas untuk menggantikan batubara, maka kedua provinsi ini dapat mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar kurang lebih 50% pada tahun 2030

Outlook Kalimantan Selatan: Provinsi ini masih mendominasi oleh penggunaan batubara. Namun energi angin, energi surya dan natural gas combined cycles dapat menjadikan alternatif energi yang murah untuk menggantikan batubara. Apabila pada tahun 2030 provinsi ini berhasil mengembangkan EBT hingga 34% untuk pasokan listrik, maka emisi gas rumah kaca dapat berkurang hingga 48% pada tahun 2030.

Outlook Riau: Riau dan Sumatera secara keseluruhan memiliki potensi EBT. Khususnya energi angin dan energi surya melampaui peran EBT yang menggambarkan pada RUPTL 2019-2028. Energi surya dan biogas menggangap kompetitif apabila mendapatkan skema pembiayaan yang baik. Apabila bauran EBT dapat mencapai 2/3 pasokan listrik Riau pada tahun 2030 sesuai RUPTL. Maka akan terjadi penghematan pembiayaan infrastruktur listrik sebesar Rp13 miliar.